Rektor Unhas Hadiri Workshop LAUTRA: Paparkan Pentingnya SBF dalam Pengelolaan Kawasan Konservasi Laut

Selasa, 4 Februari 2025

facebook twitter whatsapp telegram line copy

URL berhasil dicopy

facebook icon twitter icon whatsapp icon telegram icon line icon copy

URL berhasil dicopy

Keterangan Foto : Rektor Universitas Hasanuddin (Unhas), Prof Dr Ir Jamaluddin Jompa M.Sc saat menghadiri Workshop Pendanaan Berkelanjutan Kawasan Konservasi Laut (MPA) - Indonesia Ocean for Prosperity Project (LAUTRA) yang diselenggarakan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) di Swiss-Bellin Panakukang, Makassar, Senin (3/2/2025). Istimewa

Keterangan Foto : Rektor Universitas Hasanuddin (Unhas), Prof Dr Ir Jamaluddin Jompa M.Sc saat menghadiri Workshop Pendanaan Berkelanjutan Kawasan Konservasi Laut (MPA) - Indonesia Ocean for Prosperity Project (LAUTRA) yang diselenggarakan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) di Swiss-Bellin Panakukang, Makassar, Senin (3/2/2025). Istimewa

MAKASSAR, BANGSAKU.CO – Rektor Universitas Hasanuddin (Unhas), Prof. Dr. Ir. Jamaluddin Jompa, M.Sc., menghadiri Workshop Pendanaan Berkelanjutan Kawasan Konservasi Laut (MPA) – Indonesia Ocean for Prosperity Project (LAUTRA) yang diselenggarakan Badan Perencanaan Pembangunan Nasional (Bappenas) di Swiss-Bellin Panakukang, Makassar, Senin (3/2/2025).

Kegiatan ini bertujuan untuk membahas strategi pendanaan berkelanjutan guna mendukung pengelolaan kawasan konservasi laut di Indonesia.

Para peserta di forum ini mendalami konsep Sustainable Blue Finance (SBF), yaitu pendekatan yang mengombinasikan kelestarian ekosistem laut dengan pengelolaan sumber daya ekonomi yang berkelanjutan.

ADVERTISEMENT

HOTELPREMIER

SCROLL TO RESUME CONTENT

Pendekatan ini sangat relevan dalam mendukung pengelolaan kawasan konservasi laut, terutama dalam konteks Komponen 3 Proyek LAUTRA yang mendapat pendanaan dari Hibah ProBlue oleh Bank Dunia.

Prof. JJ menekankan bahwa keberlanjutan pengelolaan kawasan konservasi laut bergantung pada kelembagaan yang kuat dan terpercaya.

“Kita harus memiliki lembaga yang dipercaya masyarakat untuk mengelola trust fund bagi kawasan konservasi laut. Salah satunya adalah Kapoposang di Sulawesi Selatan, yang bisa menjadi model dalam pengelolaan kawasan serupa,” jelasnya.

Baca juga:  Kehutanan Unhas Dikunjungi Ditjen PKTL KLHK Bahas Kerja Sama Bidang Planologi dan Tata Lingkungan

Ia juga mengingatkan bahwa pengelolaan kawasan konservasi laut tidak bisa hanya bergantung pada APBD, mengingat keterbatasan dana yang ada.

Oleh karena itu, penting dilakukan evaluasi ekonomi untuk mengukur nilai kawasan konservasi, termasuk potensi kerugian ekonomi jika pengelolaan tidak dilakukan dengan baik.

“Tanpa pengelolaan yang tepat, kita berisiko kehilangan sumber daya alam yang sangat berharga,” tegasnya.

Lebih lanjut, Rektor Unhas menjelaskan bahwa pengelolaan kawasan konservasi laut harus dilakukan dalam jangka panjang, dengan mempertimbangkan keberlanjutan ekosistem serta mata pencaharian masyarakat pesisir.

“Perencanaan harus berbasis sains dan mempertimbangkan aspek ekonomi serta sosial agar manfaatnya dapat dirasakan secara maksimal oleh masyarakat,” tambahnya.

Selain membahas peran Indonesia Climate Change Trust Fund (ICCTF) dalam mendukung pendanaan konservasi laut, workshop ini juga menyoroti strategi pendanaan berkelanjutan yang dapat diterapkan.

Pemaparan Direktur Kelautan dan Perikanan Bappenas, Moh. Rahmat Mulianda bahwa pengembangan ekonomi biru di Indonesia telah dirancang dalam peta jalan 2023-2045, dengan target konservasi perairan seluas 97,5 juta hektar (30% dari total wilayah perairan) dan kontribusi sektor maritim sebesar 15% terhadap PDB nasional.

Baca juga:  Rektor Unhas Berangkatkan Tim Tanggap Darurat ke Lokasi Banjir

Pendekatan pendanaan yang beragam menjadi salah satu solusi utama dalam strategi ini, mencakup berbagai mekanisme seperti Dana Alokasi Khusus (DAK), Dana Insentif Daerah (DID), ecological fiscal transfer, hibah bilateral dan multilateral, filantropi, obligasi biru (blue bonds), serta investasi sektor swasta.

Tujuannya adalah memastikan pendanaan yang berkelanjutan sehingga pengelolaan kawasan konservasi laut dapat berjalan secara efektif dan memberikan manfaat bagi ekosistem serta kesejahteraan masyarakat pesisir.

Proyek LAUTRA sendiri merupakan upaya besar untuk mendukung keberlanjutan ekosistem laut Indonesia, tidak hanya berfokus pada konservasi, tetapi juga peningkatan kesejahteraan masyarakat melalui pemanfaatan sumber daya alam yang lebih berkelanjutan.

Pendanaan berkelanjutan yang dirancang dalam proyek ini diharapkan dapat menjawab tantangan besar dalam pengelolaan kawasan konservasi laut dengan pendekatan yang lebih sistematis dan terencana.

 

(*)

Berita Terkait

Unhas dan UICI Jalin Kerjasama Kembangkan Budidaya Padi Ramah Lingkungan
Rektor Unhas Prof Jamaluddin Jompa Serahkan 146 SK Non PNS Tetap
Unhas Jadi Tuan Rumah Silaturahmi Kerja Wilayah ICMI Orwil Sulsel
Wakil Rektor 1 Unhas Resmi Lantik 39 UKM Periode 2025
Ketua Komisi II DPR RI Ajak Unhas Mengoptimalkan Peran Akademik dalam Mengatasi Masalah Pertanahan Nasional
Fakultas Kedokteran Unhas Terbaik ke-5 di Indonesia Versi QS WUR 2025
Pertama di Indonesia, Asesor LAM-PTKes Visitasi Pengusulan Prodi Baru Subspesialis Bedah Mulut dan Maksilofasial FKG Unhas
Unhas Terima Kunjungan P3E KLHK SUMA, Bahas Kolaborasi Pengelolaan Sampah Berkelanjutan

Berita Terkait

Rabu, 12 Februari 2025 - 22:21 WITA

Unhas dan UICI Jalin Kerjasama Kembangkan Budidaya Padi Ramah Lingkungan

Selasa, 11 Februari 2025 - 09:26 WITA

Rektor Unhas Prof Jamaluddin Jompa Serahkan 146 SK Non PNS Tetap

Senin, 10 Februari 2025 - 13:29 WITA

Unhas Jadi Tuan Rumah Silaturahmi Kerja Wilayah ICMI Orwil Sulsel

Sabtu, 8 Februari 2025 - 20:30 WITA

Wakil Rektor 1 Unhas Resmi Lantik 39 UKM Periode 2025

Jumat, 7 Februari 2025 - 14:24 WITA

Ketua Komisi II DPR RI Ajak Unhas Mengoptimalkan Peran Akademik dalam Mengatasi Masalah Pertanahan Nasional

Berita Terbaru