MAKASSAR, BANGSAKU.CO – Persoalan hukum pada ajang bergengsi antar daerah seperti Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) XVII Sulsel Sinjai – Bulukumba tak bisa terhindarkan.
Pasalnya ajang tersebut membawa nama baik harga diri daerah masing-masing 24 Kontingen Kota/Kabupaten di Sulawesi Selatan.
Seperti yang ditangani oleh Tim Hukum Kontingen Kota Makassar pada ajang Porprov XVII Sulsel 2022 di Sinjai – Bulukumba.
Ketua Tik Hukum Mukhtar Djuma mengatakan, sejumlah Cabor yang ditangani oleh Tim Hukum akibat adanya permasalahan mulai dari internal maupun eksternal.
“Ada beberapa cabor yang kami tangani yang bermasalah, seperti Renang kemarin yang dilecehkan, Tenis Meja, Muay Thai yang gagal tampil, Pencak Silat hingga Catur,” kata Mukhtar Djuma.
“Inilah manfaatnya adanya tim hukum, seperti tenis meja, adanya perseturuan antar pengurus, bahkan makan minumnya kalau ada apa-apa itu juga kita harus turun,” tambah MJ yang akrab disapa MJ itu.
Lanjut MJ, dirinya menjelaskan permasalahan yang ditangani Tim Hukum KONI Makassar pada Cabor Catur di Porprov XVII Sulsel 2022.
“Cek per cek, ada yang salah. Sehingga kami menggugat atas keabsahan atlet itu sendiri. Terbukti memang ada pemain mutasi yang tidak memenuhi umur mutasi itu. Ada atlet dari luar, sehingga tidak sesuai dengan THB (Teknikal Hand Book), sehingga bagaimana ajang ini baik dan sesuai dengan aturan, sehingga dianulirlah KONI Sulsel. Awalnya hanya 1 Emas menjadi 3 Medali Emas 1 Perak dan 2 Perunggu,” jelas MJ yang juga Manager Cabor Catur di Porprov XVII Sulsel 2022.
Sementara itu, Wakil Ketua Umum I, Ir H Kusayyeng MSi tetap optimis membawa pulang medali sebanyak-banyaknya.
“Alhamdulillah sekarang ini KONI Makassar meraih 175 medali emas, kita tetap optimis capai emas lainnya. Masih ada Cabor Bridge dan sepakbola,” ucap Kusayyeng.