MAKASSAR, BANGSAKU.CO – Sejumlah pihak dan warganet mempertanyakan prestasi Indira Yusuf Ismail yang akan maju dalam Pemilihan Kepala Daerah Kota Makassar 2024.
Hal itu ditanggapi oleh Pegiat Anti Korupsi, Djusman AR saat ngopi di Kedai Tujuh Belas, Jalan Anggrek, Kecamatan Panakkukang, Jum’at (12/7/2024).
Ia menilai bahwa prestasi itu tidak hanya melekat pada adanya jabatan atau pengalaman di pemerintahan tetapi pada personal aktivitas yang bertanggung jawab secara proporsional. Prestasi diraih tidak mesti harus menjabat.
“Prestasi itu bukan hanya dilihat dari jabatannya, tetapi sejauhmana dedikasi dan konstribusinya hingga sesorang berprestasi khususnya pasangan hidup. Anggaplah suami sukses, itukan tidak lepas dari konstribusi sharingnya bersama Istri,” kata Djusman AR.
“Paling prinsip ialah Karena istri jugalah dan suami menduduki jabatan tidak berbuat untuk korupsi. Tidak sedikit pejabat Korupsi karena intervensi oleh Istri, nah itu juga bagian dari Prestasi yang tidak pernah menekan kebijakan suami dan misalnya kelak Ibu Indira mendapat amanah menduduki jabatan Walikota tentunya akan pula sharing dengan suaminya yang punya pengalaman pemerintahan lebih awal menduduki jabatan tersebut, kan nda perlu menggunakan lagi staf ahli yang butuh biaya, cukup dengan suami, Dewan dan perangkatnya,” tambah Djusman AR.
Lanjut Djusman AR, dirinya menganggap Indira Yusuf Ismail berprestasi dikarenakan berhasil mendampingi Danny Pomanto menjabat 2 Periode sebagai Walikota Makassar. Disitukan ada perannya sebagai Ibu Walikota atau Ibu Penggerak PKK.
“Kebijakan Walikota itu tentu tidak semua tunggal dari idenya bersama perangkatnya yang kemudian disempurnakan di DPRD dan pasti pula terdapat masukan dari istrinya. Paling prinsip disitu adalah bagaimana tanggung jawab seorang istri mendampingi suami selaku penjabat agar tidak terjerat praktik korupsi, sejauh ini tidak pernah terdengar mendesak atau menekan suami membuat kebijakan yang menguntungkan diri, keluarga dan kelompok tertentu. Sampai sekarang kita melihat, aman dari prilaku itu, itu kan juga bagian dari prestasi,” ujarnya.
“Ada banyak contoh pejabat terjerat Korupsi karena hasutan salah oleh istri. Tempat curhatnya suami kan istri, jadi kesuksesan suami tidak terlepas dari kesuksesan Istri, begitupun sebaliknya,” tambah Djusman AR.
Maka dari itu, Djusman menganggap bahwa untuk menilai seseorang mestinya melihat dari besarnya tanggung jawab dan godaan. Dirinya juga melihat Walikota Makassar Danny Pomanto tidak pernah membuat kebijakan menguntungkan dirinya, keluarga dan kelompok, semata demi kepentingan rakyat, baik untuk semua.
“Maka kelirulah masyarakat jika menilai orang hanya dari saat menjabatnya di pemerintahan/birokrasi, paling berat sebenarnya, bayangkan kita sering mendengar adanya siapa 01 (Kosong Satu) dalam pemerintahan itu adalah suami, adakan 00 (Kosong – kosong), kan begitu! sejauh ini kita melihat dimasa kepemimpinan Pak Danny tidak ada kebijakan yang lahir atas intervensi istri, sama sekali tidak ada istilah 00 (Kosong-kosong) yang mempengaruhi kebijakan suami, apalagi mengarah menguntungkan diri, keluarga dan kelompok,” ucap Djusman AR.
Selain itu, dirinya mengatakan bahwa masyarakat Makassar juga bisa menilai keberhasilan Indira Yusuf Ismail saat menduduki jabatan Ketua PKK Kota Makassar dan Ketua Ketua Dewan Kerajinan Nasioanal Daerah (Dekranasda) Kota Makassar.
“Secara proporsional kita lihat Ibu Indira sebagai Ketua PKK Makassar dan Ketua Dekranasda apakah fakum atau aktif? Kita lihat bahkan Super Aktif. Bahkan kita saksikan Ibu Indira Aktif di bidang pendidikan. Ibu Indira juga dikenal Bunda PAUD Kota Makassar, ada banyak gagasannya tentang PAUD, begitupun pada aspek kekaryaan lainnya,” tuturnya.
“Banyak kok contoh, Presiden Jokowi saja dari tukang Kayu maju Walikota hingga jadi Presiden RI, begitu pula yang berlatarbelakang pengusaha dan Politisi, nyatanya Tak sedikit juga sukses memimpin pemerintahan. Intinya bagaimana kita mengawal pemerintahan itu agar terhindar dari dugaan tindak pidana korupsi,” terang Djusman AR.
Diketahui, beberapa waktu lalu, Indira menerima Tanda Penghargaan Manggala Karya Kencana dari Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) pada momen peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-31 yang dipusatkan di Kota Semarang, Jawa Tengah (Jateng).
Indira Yusuf Ismail berkontribusi besar dalam mendukung berbagai program yang berorientasi pada pemberdayaan dan kesejahteraan keluarga.
Berikut Profil Indira Yusuf Ismail :
Tempat dan Tanggal Lahir: Makassar 26 Februari 1968
Agama : Islam
Pendidikan
– SD Negeri Mangkura Kota Makassar (1976-19820
– SMP Negeri Islam Datumuseng Kota Makassar (1982-1984)
– SMA Negeri 1 Kota Makassar (1984-1986)
– Fakultas Ekonomi Universitas Hasanuddin (1987-1990)
Organisasi
– Ketua TP PKK Kota Makassar
– Ketua Dekranasda Kota Makassar
– Bunda PAUD Kota Makassar
– Dharma Wanita Persatuan Kota Makassar
– Ketua Persatuan Bola Basket Seluruh Indonesia Kota Makassar
– Ketua Forum Multi Sektor TB Kota Makassar
– Ketua Saudagar Muslimah Indonesia Kota Makassar
Pengalaman Kerja
– Direktur Keuangan PT Danbintang Gelarancana
Hobi
– Olahraga
– Traveling
Terpenting menurut Djusman AR, bahwa siapapun yang akan maju nantinya pada Pilkada Makassar 2024 bisa meniru Walikota Makassar Moh Ramdhan Pomanto yang menuangkan pencegahan dan pemberantasan korupsi dalam Visi – misinya yang disetorkan ke KPU Makassar.
“Siapapun dan dari mana pun yang akan maju dalam Pilkada Kota Makassar, kita berharap pencegahan dan pemberantasan korupsi yang dituangkan dalam Visi – Misinya yang diserahkan ke KPU sebagai lembaran negara, seperti yang dilakukan oleh Pak Danny kemarin, karena kalau hanya diucapkan dalam kampanye tidak dituliskan dalam Visi dan Misi itu hanya bualan semata pada masyarakat. Karena kita sebagai Pegiat Anti Korupsi mudah untuk membuktikan dugaan korupsinya jika komitmen pencegahan dan pemberantasan Korupsi itu tertulis dalam Visi – misinya,” pungkasnya.
“Bagi saya semua figur yang bakal maju adalah Putra(i) terbaik, tentulah merasa punya kemampuan SDM menjadi Pemimpin. Kita respon saja semuanya dan kita dorong para calon berkomitmen meletakkan kebijakan good governance dan clean goverment yang dituangkan dalam visi misinya,” tutup Djusman AR.
Penulis : Tasrif