JAKARTA, BANGSAKU.CO – Kenaikan harga kebutuhan pokok menjelang Ramadan selalu menjadi perbincangan dan dikeluhkan masyarakat. Tahun ini, beban tersebut sudah terasa dengan kenaikan harga beras beberapa bulan sebelum Ramadan.
Menurut Pengamat Pertanian Center of Reform on Economic (CORE) Eliza Mardian, kenaikan harga pangan jelang Puasa Ramadan adalah siklus tahunan. Tren yang berulang setiap tahun ini seharusnya diantisipasi jauh-jauh hari.
“Kenaikan harga menjelang Ramadan ini memang menjadi siklus tahunan yang berulang setiap tahun. Ini semestinya diantisipasi jauh-jauh hari sebelumnya,” ungkap Eliza, saat dihubungi B-Universe, Minggu (10/3/2024).
Sejumlah komoditas pangan yang mengalami tren kenaikan dan hingga kini masih berada di level harga yang cenderung mahal adalah beras, baik kualitas premium maupun medium. Kenaikan juga terjadi untuk telur ayam, daging ayam, daging sapi, hingga cabai rawit merah dan cabai merah keriting.
Berdasarkan pantauan dari Panel Harga Badan Pangan Nasional (Bapanas), pada Minggu (10/3/2024) sekitar pukul 10.00 WIB, secara rata-rata nasional, harga beras premium berada di angka Rp 16.470 per kilogram dan beras medium Rp 14.360 per kilogram.
Kemudian, komoditas telur ayam ras berada di harga rata-rata Rp 31.630 per kilogram, daging sapi Rp 135.990 per kilogram, daging ayam ras Rp 38.390, cabai merah keriting Rp 65.050 per kilogram dan cabai rawit merah Rp 63.020 per kilogram.
Kenaikan harga pangan tersebut, menurut Eliza tidak terlepas dari dampak kebijakan pemerintah dan terakumulai pada kenaikan harga beras. Mulai dari kebijakan mengurangi BBM subsidi yang berdampak pada harga BBM, biaya transportasi dan upah tenaga kerja yang terkerek, hingga pengurangan pupuk bersubsidi yang berdampak pada peningkatan biaya produksi.
“Untuk menjaga agar petani untung, maka petani harus meningkatkan harga jual gabahnya. Jadi, beras naik, karena gabah di level petani naik,” jelas Eliza.
Kondisi ini semakin diperparah dengan fenomena iklim El Nino. Kemudian, berbarengan juga dengan momentum pesta demokrasi dan puasa Ramadan, yang semakin meningkatkan kebutuhan pangan di level konsumen.
Sementara, Eliza menambahkan, harga daging ayam, telur ayam dan komoditas lainnya memang konsisten mengalami tren kenaikan dari tahun ke tahun.
“Secara pola tahunan memang harga akan cenderung naik di awal tahun dan nanti akan melandai atau turun pada Maret-April. Kemudian, akan naik kembali pada Juni-Juli dan melandai turun mulai bulan Agustus. Setelahnya, naik lagi pada November-Desember. Ini karena pola budidaya,” terangnya.
Sumber : Investor.id