JAKARTA, BANGSAKU.CO – Lembaga Pengelola Investasi (LPI) alias Indonesia Investment Authority (INA) menaruh investasi sebesar US$2 miliar atau Rp31 triliun (asumsi kurs Rp15.500 per dolar AS) ke perusahaan pembuat baterai listrik China Contemporary Amperex Technology Co Limited (CATL) dan CMB International.
CEO INA Ridha Wirakusumah mengatakan investasi tersebut sebagai persiapan Indonesia dalam menyiapkan bahan baku kendaraan listrik (EV) di dalam negeri.
“Dengan CATL dan CMB International sebagai mitra utama, kami mencari mitra terbaik untuk berinvestasi dalam pendanaan EV hijau,” ujarnya dalam acara B20 Summit, Nusa Dua, Bali, Senin (14/11/2022).
Investasi tersebut diwujudkan dalam penandatanganan kerjasama dirinya sebagai CEO INA dengan pemimpin kedua perusahaan tersebut yang disaksikan langsung oleh Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir di sela-sela perlaksanaan Presidensi G20.
“Dalam kesempatan ini kita melakukan penandatanganan yang disaksikan oleh bos saya dan juga Menteri BUMN,” imbuhnya.
Ridha menjelaskan tiga alasan mengapa INA memilih untuk berinvestasi dalam rantai pengembangan baterai listrik tersebut. Pertama, untuk mengurangi emisi karbon sekaligus mendorong perkembangan kendaraan listrik di Indonesia.
Kedua, agar Indonesia tidak tertinggal jauh dalam perkembangan kendaraan listrik. Diharapkan, dalam dua tahun ke depan kendaraan listrik bisa setara dengan konvensional.
“Kerja sama ini salah satu tujuannya untuk efisiensi biaya baterai. Pembuatan baterai merupakan keahlian CNTL, jadi kita bekerja sama agar bisa membuat baterai listrik di dalam negeri,” jelasnya.
Ketiga, karena kendaraan listrik bakal makin berkembang dan Indonesia tak bisa menunggu lebih lama lagi sampai bisa mengembangkan baterai listrik sendiri. Karenanya, kerjasama dengan kedua perusahaan dianggap sangat penting untuk dilakukan.
Indonesia sebagai penghasil nikel terbesar di dunia dinilai perlu belajar dan bekerja sama dengan perusahaan yang mempunyai kemampuan menciptakan baterai listrik terbaik dunia agar bisa merebut pasar di masa depan.
“Nikel adalah bahan penting dalam sel baterai lithium ion yang digunakan di sebagian besar kendaraan listrik. Dalam 10 tahun, Indonesia diharapkan menjadi pemasok nikel rafinasi terbesar dengan lebih dari separuh produksi nikel rafinasi dunia. Dan saya mendapat kesempatan untuk berbicara di situs dan ketua CATL. Jadi ini kesempatan,” ujarnya.
Di Indonesia, pasar kendaraan listrik juga terus berkembang dan diharapkan bisa terjual sebanyak 2,1 juta unit sepeda motor listrik dan 400 ribu unit mobil listrik pada 2025 mendatang.
Awal tahun ini, CATL telah mengumumkan proyek baterai listrik senilai US$6 miliar di Indonesia dan akan bekerja sama dengan perusahaan-perusahaan Tanah Air.