BANGSAKU.CO – Ifan Seventeen mengungkapkan sejumlah masalah serius yang dihadapi PT Produksi Film Negara (PFN), BUMN yang baru ia pimpin sebagai Direktur Utama sejak 10 Maret 2025.
Pernyataan ini ia sampaikan melalui unggahan panjang di Instagram sebagai respons atas kritik publik terkait pengangkatannya.
“Pertama-tama saya ingin mengucap syukur kepada Allah SWT, yang masih memberikan saya berkah berupa tanggung jawab sebagai seorang manusia, lewat pengabdian untuk memimpin perusahaan negara yang bernama PT Produksi Film Negara (Persero) (PFN),” tulis Ifan mengawali.
“Kedua, saya ingin meminta maaf untuk siapapun yang terganggu atas amanah yang baru saja saya emban, efektif ini baru hari ke-9 saya bekerja,” katanya menyambung.
PFN Terjerat Masalah Keuangan
Dalam penjelasannya, Ifan mengakui bahwa kondisi PFN saat ini sangat memprihatinkan. Perusahaan tersebut menghadapi masalah utang yang menumpuk hingga puluhan miliar rupiah serta berbagai kewajiban finansial lain yang belum terpenuhi, seperti pembayaran gaji karyawan, utang vendor, iuran BPJS, dan Tunjangan Hari Raya (THR).
“Utang yang masih menumpuk puluhan miliar, beberapa kewajiban pembayaran gaji ke belakang, utang vendor, BPJS, hingga THR yang sampai saat ini belum tersampaikan untuk seluruh pegawai. Ini persoalan yang secara otomatis berpindah ke pundak saya setelah pelantikan,” ucapnya blak-blakan.
Menurut Ifan, permasalahan ini menyebabkan karyawan maupun direksi PFN harus rela menerima pemotongan gaji yang cukup signifikan, yakni hanya sekitar 30-40% dari jumlah yang seharusnya diterima.
Kondisi ini sudah berlangsung selama beberapa bulan akibat kondisi perusahaan yang tidak stabil.
“Jadi ini bukan ‘kerjaan’ yang sifatnya ‘ongkang-ongkang kaki’ lalu dapat gaji. Ke depannya harus ada komitmen dan kerja keras yang harus saya lakukan sebagai pemimpin baru di perusahaan ini untuk menyelesaikan persoalan di atas,” ujarnya.
Sumber Penghasilan PFN Bukan dari APBN
Ifan juga menegaskan bahwa gajinya sebagai Direktur Utama PFN tidak bersumber dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). PFN harus mengandalkan pemasukan yang dihasilkan sendiri melalui kegiatan operasionalnya.
“PFN bukan perusahaan yang mendapat anggaran dari APBN. Dalam memenhuhi biaya recurring perusahaan seperti gaji dan operasional expenses, PFN hanya mengandalkan pemasukan yang memang dihasilkan PFN sendiri,” tuturnya lebih lanjut.
“Jikalau tidak memenuhi target pembayaran gaji pun harus direlakan para karyawan maupun direksi untuk dibayarkan tidak secara penuhu. Bahkan, sampai penerimaan gaji yang sampai di 40-30 persen dari yang seharusnya dibayarkan,” tuturnya.
Fasilitas Tua dan Kurang Memadai
Selain masalah keuangan, PFN juga menghadapi persoalan dari sisi fasilitas. Mayoritas peralatan syuting yang dimiliki perusahaan sudah terlalu tua dan tidak bisa digunakan lagi akibat peralihan teknologi dari analog ke digital.
“Dikarenakan shifting dari analog ke digital yang begitu cepat, membuat banyaknya peralatan syuting di PFN yang sudah tidak lagi bisa dipakai sejak lama. Di antara gedung-gedung tua dan banyaknya ruangan rusak, PFN punya satu studio besar yang alhamdulillah masih bisa dipakai untuk syuting, namanya ‘Black Box’, tapi sifatnya lebih disewakan,” katanya.
Beberapa ruang yang disewakan termasuk kafe, kantor Lembaga Bantuan Hukum (LBH), biro travel umrah, hingga tempat lomba burung berkicau.
“Selama ini PFN bisa ‘hidup perlahan’ hanya dengan menyewakan ruangan-ruangan di bangunan tuanya. Ada yang disewakan dari coffee shop, LBH, travel umrah, billiard sampai ke tempat lomba kicau burung,” tuturnya.
Misi Besar Ifan Seventeen
Ifan menekankan bahwa jabatannya sebagai Dirut PFN bukanlah pekerjaan mudah. Ia berkomitmen untuk bekerja keras dalam membenahi perusahaan yang ia anggap seperti “anak tiri” negara ini.
Meski demikian, Ifan mendapatkan banyak dukungan dari warganet yang mendoakan agar PFN dapat bangkit kembali.
“Sebenarnya makin banyak orang meragukan, makin semangat untuk membuktikan kinerja bang. Semoga segala nya dimudahkan, diberikan keberkahan, tetap semangat dan membuka masukkan dari berbagai pihak,” kata seorang warganet.
“Bismillah, luruskan niat, ikhtiar sepenuh hati, kita pastinya support untuk amanah besar ini,” imbuh warganet yang lain.
“Bismillah bisa. Bangkitkan lagi PFN mas bro. Bikin kami bangga,” ujar warganet lain memberi dukungan.
Ifan berharap pernyataannya dapat meluruskan kesalahpahaman publik dan menginspirasi kerja sama dari berbagai pihak untuk memperbaiki kondisi PFN.
(*)