JAKARTA, BANGSAKU.CO – Menjelang senja di halaman kantor pusat Kementerian Agama, Jakarta, Senin (3/3/2025), antrean masyarakat yang menanti pembagian takjil terlihat.
Para pegawai Kementerian Agama bersiap dengan paket nasi kotak, buah, dan kolak.
Menuju keramaian itu, ada sosok yang menarik perhatian. Menteri Agama, Nasaruddin Umar, mengayuh erat dua bilah tongkatnya, memacu langkah kakinya menghampiri satu per satu pengemudi ojek online, pedagang, sopir bajaj, dan masyarakat umum yang menunggu pembagian santapan berbuka puasa.
Kondisi kaki Menteri Agama Nasaruddin Umar belum sepenuhnya pulih pascaoperasi akibat kecelakaan kecil yang dialaminya. Namun, semangatnya tetap menyala. Tak ada yang mampu menghalanginya untuk membagikan langsung santapan berbuka puasa untuk masyarakat.
Pembagian takjil dimulai ketika Menteri Agama menghampiri seorang anak kecil yang ikut mengantri menunggu nasi kotak. Menag memberikan nasi sambil bertanya,
“Puasa, Nak, ya?,” tanya Nasaruddin Umar.
Anak itu tersenyum penuh bangga, menyambut pemberian dari Menag dan berkata, “Terima kasih, Pak Menteri!.”
Suasana pun mencair, dan pembagian takjil pun dimulai.
Di sela kesibukannya membagikan makanan berbuka puasa, ia pun tak ragu meminta doa kepada masyarakat agar pemulihan kakinya berjalan lancar.
“Doakan saya, ya,” ujarn Imam Besar Masjid Istiqlal Jakarta ini, sambil menebar senyum.
Pembagian takjil yang dilangsungkan selama Bulan Ramadan di hari kerja ini bukan hanya berasal dari umat Muslim, tetapi juga dari pegawai non-Muslim Kementerian Agama yang turut berkontribusi.
Tradisi berbagi ini telah menjadi simbol solidaritas dan kebersamaan di lingkungan kementerian.
“Berbagilah kepada mereka-mereka yang kita anggap berjasa dalam pelayanan masyarakat, tetapi mungkin juga masih membutuhkan bantuan dari kita,” ujarnya seusai membagikan takjil.
“Nah inilah ciri khas Kementerian Agama. Jangan hanya pinter berbicara, memberikan dakwah tetapi dia tidak mengamalkan. Kita akan berusaha di samping menganjurkan tetapi juga mengamalkan,” tambah Ketua Umum Pengurus Pusat Pondok Pesantren As’adiyah Sengkang, Sulsel ini.
“Mungkin tidak banyak artinya buat kita semua ya, tetapi besar artinya buat mereka. Jadi prinsipnya berbagi itu adalah sesuatu yang sangat terbukti. Kementerian Agama harus membiasakan diri, di samping bisa mengucapkan, dia-dia juga bisa untuk mengamalkan,” sambungnya kepada para pegawai Kementerian Agama dengan senyum yang tak pudar.
Sejumlah penerima takjil pun menyampaikan rasa terima kasih mereka.
“Terima kasih buat Bapak Menteri Agama dan staf yang bersangkutan atas pembagian takjil gratis untuk kita semua. Semoga bermanfaat bagi kita semua,” ujar salah seorang penerima.
“Terima kasih kepada seluruh jajaran Kementerian Agama yang telah berbagi takjil di setiap bulan Ramadan 1446H/2024M,” ungkap penerima lainnya.
Pembagian takjil berlangsung hingga seluruh paket habis dibagikan. Setelah itu, Menteri Agama perlahan berbalik menuju kantor.
Langkahnya mungkin belum sekuat dulu, tetapi semangatnya tetap tak tergoyahkan. Ramadan bukan hanya tentang ibadah, tetapi juga tentang kepedulian. (*)